Tidak Ada Satupun Partai Politik di INDONESIA yang berusaha untuk membangun kembali DAULAH ISLAM RASULULLAH

Memang, setelah diperhatikan dan mempelajari dari sekitar 48 partai yang berhasil lolos saringan untuk ikut dalam persaingan dalam rangka mencapai kekuasaan dalam Daulah Pancasila dengan UUD'45-nya, ternyata tidak ada satupun partai politik yang berusaha untuk membangun kembali Daulah Islam Rasulullah dengan Undang Undang Madinah-nya, yaitu suatu usaha untuk membangun satu masyarakat muslim dan non muslim didalam satu kekuasaan pemerintahan Islam dimana Allah yang berdaulat, yang menerapkan musyawarah dan menjalankan hukum-hukum Allah dengan adil dalam naungan Daulah Islam Rasulullah dengan Undang Undang Madinah-nya, yang berdasarkan akidah Islam yang tidak mengenal nasionalitas, kebangsaan, kesukuan dan ras dengan tujuan untuk beribadah dan bertakwa kepada Allah SWT".

Ini adalah suatu tanda bahwa, kaum muslimin yang hidup di Indonesia akan tetap berada dalam pengaruh dan cengkraman ideologi-ideologi non Islam, yang akibatnya cepat atau lambat nur Islam akan hilang dari bumi Indonesia, yang tinggal hanya buih-buih Islam saja.

Apapun alasannya adalah tidak dibenarkan bahwa Islam dicampur adukkan dengan ideologi-ideologi lainnya. Walaupun ada yang berusaha untuk menuju "...Baldatun thoyyibatun wa rabbun ghofuur" (Saba: 15), tetapi karena dalam menuju kearah itu Islam telah dicampurkan adukkan dengan pancasila, maka suatu hal yang tidak mungkin tercapai tujuan yang disebut "Baldatun thoyyibatun wa rabbun ghofuur" (Negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun). Negeri yang baik adalah negeri yang baik menurut Allah SWT, bukan negeri yang baik menurut manusia dengan pancasila-nya.

Rasulullah tidak pernah mencontohkan penggabungan akidah Islam dengan pemahaman-pemahaman orang musyrik dan kafir dalam membangun Daulah Islam dengan Undang Undang Madinahnya.

Jadi bagaimana mungkin akan tercapai negeri yang "thoyyibatun wa rabbun ghofuur", apabila dalam usaha ke arah itu telah dicampur adukkan akidah Islam dengan pemahaman pancasila yang merupakan produk pemikiran manusia. Karena itu , partai-partai politik di Indonesia sekarang yang mencantumkan dalam anggaran dasar-nya "Baldatun thoyyibatun wa rabbun ghofuur", mereka itu adalah hidup dalam mimpi.

Sebenarnya kalau mereka menyadari bahwa Daulah Pancasila dengan UUD'45-nya telah gagal dibangun, apapun alasannya, karena kenyataannya sekarang sebagian besar tiang-tiang Negara Pancasila dengan UUD'45-nya ini telah runtuh. Dan ini menurut saya adalah merupakan suatu pelajaran yang terbesar bagi seluruh rakyat Indonesia.

Jalan keluarnya adalah kembali mencontoh apa yang telah dicontohkan dan dilakukan oleh Rasulullah dalam membangun Daulah Islam dengan Undang Undang Madinahnya.

Karena menurut pemikiran saya yang menjadikan bumerang perpecahan diantara kaum muslimin adalah bukan karena masalah perbedaan kepercayaan kepada Allah, Kitab-KitabNya dan Rasul-RasulNya, melainkan karena adanya perbedaan pandangan, pikiran, metode, tujuan dalam masalah politik, kekuasaan, pemerintahan dan negara. Yang kesemua perbedaan-perbedaan tersebut bukanlah masalah yang sangat prinsipil, melainkan masalah-masalah yang masih bisa diselesaikan dengan jalan musyawarah dan tukar pikiran yang sehat serta penuh dengan kebijaksanaan.

Dengan dasar tersebut diatas, maka saya yakin bahwa pertentangan diantara kelompok-kelompok, organisasi-organisasi, partai-partai yang perjuangannya melibatkan Islam masih bisa diselamatkan dan diadakan dialog serta kerjasama yang baik untuk melahirkan fakta pertahanan bersama dalam rangka menuju Daulah Islamiyah yang akan menaungi kaum muslimin khususnya di Indonesia dan umumnya yang ada diseluruh dunia".

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

1 komentar:

R. A. mengatakan...

demokrasi itu sistem kufur maka partai islam harus bisa berjuang diluar parlemen agar bisa menegakkan nilai2x islam scr kaffah. revolusi hanya akan terjadi apabila dilakukan dari luar sistem. Jazakallah..